Anda berencana untuk berkunjung ke Kendari, Sulawesi Tenggara? Jika iya, maka anda wajib untuk memasukkan Masjid Al Alam Kendari sebagai salah satu destinasi wisata anda. Sebab banyak hal unik dan menarik yang tersimpan di dalamnya. Berikut ulasannya!
Profil Masjid Al Alam Kendari
Nama | Masjid Al Alam |
Alamat | Jl. Masjid Al Alam, Kec. Lalolara, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara 93231 |
Tahun Berdiri | 2010 |
Luas Tanah | 12.692 m2 |
Luas Bangunan | 4.302 m2 |
Daya Tampung | 10.000 jamaah |
Lokasi | |
Jam Buka | 03.00 – 22.00 |
Sejarah Masjid Al Alam Kendari
Pembangunan masjid ini dirancang oleh Gubernur Sulawesi Tenggara saat itu yaitu Nur Alam. Pada saat beliau ingin membangun masjid ini, banyak elemen masyarakat yang tidak setuju.
Mereka berpendapat bahwa pembangunan masjid ini akan memperboros APBD. Namun Nur Alam bersikeras, dan akhirnya pembangunan masjid ini pun dimulai.
Peletakan batu pertama untuk pembangunan Masjid Al-Alam dilakukan pada tanggal 17 Agustus 2010 lalu dipimpin langsung oleh Nur Alam. Pembangunan masjid ini memakan anggaran 250 M. Hingga pada akhirnya bangunan masjid ini selesai dibangun pada tahun 2018.
Keunikan: Mengapung di Atas Air

Hal yang unik dari masjid ini adalah letaknya yang berada di atas permukaan laut, tepatnya di Teluk Kendari.
Karenanya masjid ini menjadi masjid ketiga di dunia yang letaknya berada di atas permukaan laut setelah Sultan Omar Ali Saifuddin Brunei Darussalam atau Masjid Bandaraya Kinabalu Malaysia yang sama-sama berdiri di atas permukaan laut.
Arsitektur: Megah dan Mewah
Masjid ini menampilkan suasana yang sangat megah dan elegan. Arsiteknya seolah mengerti, suatu saat nanti bangunan ini menjadi ikon kebanggaan kota Kendari.
Di setiap sudut masjid berdiri tegak empat buah menara yang cukup tinggi. Selain itu masjid ini memiliki kubah besar berwarna kuning gading menambah kesan kemegahan Masjid Terapung ini.
Pada konsep pemilihan kubahnya juga terbilang unik. Pertama, Kubah Utama Mekar Bunga dengan bentuk dasar setengah lingkaran dengan mekanisme buka tutup kelopak bunga yang berjumlah delapan. Angka delapan adalah simbol dalam konsep Islam dan konsep lokal pahlawan Halu Oleo.
Kedua, Kubah Sekunder Geser Nabawi. Dengan bentuk dasar setengah lingkaran, sistem buka tutup kubah geser yang ditampilkan serupa kubah Masjid Nabawi.
Dan terakhir, desain tenda payung yang berupa plaza terbuka dengan atap model payung yang berfungsi sebagai penambahan lokasi ibadah bila areal utama penuh. Tampilan ini model ini juga menirukan Masjid Madinah.
Saat memasuki masjid, anda akan disambut dengan Pintu utama yang terkesan elegan. Pintu ini memiliki corak warna tembaga kecoklatan mengkilap serta campuran keemasan. Ukiran kalimat tauhid juga menambah kesan religius bagi mereka yang memahami maknanya.
Di sekeliling masjid yang berpola segi empat, terdapat puluhan jendela kaca berwarna biru kombinasi silver. Perpaduan warna ini, makin memoles cantiknya Al Alam yang berpadu dengan suasana biru Teluk Kendari.
Interior masjid terapung ini tertata apik dengan pilar-pilar di dalam bangunan yang terkesan mewah. Seperti masjid lainnya, ada barisan kitab suci Al-Qur’an yang dipajang rapi di dinding.
Jika anda beruntung, anda akan menyaksikan sekelompok burung camar melintas berterbangan mengelilingi bangunan Masjid Al-Alam. Sangat menarik bukan?
Karenanya, bagi anda wisatawan yang datang dari luar Kendari, rasanya kurang lengkap jika anda tak singgah ke Masjid apung kebanggaan masyarakat Kendari ini.