Masjid di Tengah Hutan: Profil, Sejarah, Keunikan, dan Lokasi

Ketika berbicara mengenai letak sebuah masjid, biasanya Anda akan berfikir masjid itu terletak di pusat keramaian. Nah, tidak dengan masjid di tengah hutan yang satu ini. Letak masjid ini sangat berbeda dari masjid kebanyakan. Masjid yang satu ini letaknya jauh dari keramaian.

Meskipun di tengah hutan, masjid ini terbilang megah dan mewah. Karena kemewahan dan letaknya di tengah hutan, maka wajar anda penasaran tentang masjid satu ini. Benar kan?

Profil Masjid

Nama MasjidMasjid di Tengah Hutan  
AlamatBontotangnga, Bontolempangan, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan 92176
Tahun Dibangun2012
Luas Tanah 5 Hektar
Luas Bangunan
Daya Tampung Jamaah
Lokasi
Buka

Sejarah Masjid di Tengah Hutan

Masjid anti mainstream ini dibangun oleh seorang pria kelahiran Makassar yang memiliki berbagai usaha di sejumlah daerah. Namun, pendiri masjid tersebut enggan disebutkan identitasnya. Hanya saja warga sekitar memanggilnya dengan sapaan Puang.

Tujuan awal pembangunan masjid ini adalah sebagai tempat salat karyawan kebun kopi miliknya. Masjid ini sendiri dibangun pada Februari 2012. Dan rencananya masjid yang dibangun dengan luas 8 x 10 meter ini akan diresmikan pada tahun 2021.

Keunikan: Masjid Tanpa Nama

Meski terlihat megah dan berlokasi di tengah hutan. Akan tetapi hingga kini, masjid tersebut belum memiliki nama. Hal ini dikarenakan pembangunan masjid tersebut yang belum selesai meski telah 9 tahun berlalu.

Bukan hanya membangun masjid saja, akan tetapi menurut Camat Bontolempangan, rencananya di sekitar masjid juga akan dibangun rumah bagi para guru mengaji.

Meskipun tanpa nama, masjid ini sering disebut warga sebagai Masjid 12 Menara. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab bangunan masjid ini memiliki 12 menara yang berada di sekelilingnya.

Sumber Ekonomi Warga

Selain terdapat masjid megah tersebut, di area masjid juga berdiri tiga rumah panggung berbahan kayu dengan ornamen rumah adat Bugis Makassar. Rumah itu digunakan sebagai rumah peristirahat sang pemilik dan pekerja ladang.

Selain pepohonan dan kebun kopi, di dalam lahan itu juga didirikan kandang sapi yang diternak oleh para warga setempat. Jumlah penduduk yang dipekerjakan di lahan itu berjumlah 30 orang.

Lokasi

Masjid tersebut sebenarnya tidak benar-benar di tengah hutan, tapi di tengah kebun kopi milik Puang yang berada di ujung perkampungan, tepatnya di kaki Gunung Lompobattang.

Pemiliki lahan mempekerjakan sekitar 30 warga yang digaji setiap minggu. Kerjanya hanya membersihkan kebun dan hasil dari kebun itu dinikmati sendiri oleh warga, bukan diambil olah pemilik lahan. Karenanya lahan masjid ini menjadi salah satu sumber ekonomi warga sekitar.

Perjalanan

Perjalanan menuju ke masjid itupun terbilang cukup sulit karena lokasinya yang tersembunyi. Jika Anda ingin mengunjungi masjid tersebut, lebih baik Anda mengajak warga kampung agar tidak tersesat di jalan.

Selain itu, waktu yang akan Anda tempuh pun cukup panjang. Normalnya, anda akan sampai ke masjid ini setelah menempuh waktu 2,5 jam dari pusat kota Makasar.

Bagaimana, anda tertarik mengunjungi masjid di tengah hutan ini?