Masjid Ramlie Musofa: Profil, Sejarah, Arsitektur, dan Fasilitas

Jika Taj Mahal didirikan dengan motif kecintaan pembangunnya terhadap wanita yang dicintainya, maka berbeda dengan Masjid Ramilie Musofa. Masjid ini merupakan wujud cinta pendirinya terhadap Allah SWT dan Rasul-Nya. Anda penasaran dengan seluk beluknya? Berikut ulasannya!

Profil Masjid

Nama MasjidMasjid Ramlie Musofa  
AlamatJalan Danau Sunter Raya Selatan Blok I / 10 No.12C – 14A, RT.13/RW.16, Sunter Agung, Tj. Priok, Kota Jakarta Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14350
Tahun Dibangun2011
Luas Tanah2.000 m2  
Luas Bangunan–  
Daya Tampung Jamaah
Lokasi
Buka24 Jam

Sejarah Masjid Ramli Musofa

Masjid ini dibangun oleh seorang Mualaf bernama Haji Ramli Rasidin, yang merupakan keturunan Aceh. Beliau menjadi mualaf pada usia 19 tahun.

Masjid ini terinspirasi dari kisah berdirinya monumen Taj Mahal yang menceritakan tentang pembangunannya menjadi ajang perwujudan cinta antara seorang raja terhadap istrinya. Hal itu menjadikan inspirasi bagi pemilik Masjid Ramlie Musofa ini untuk berharap masjid ini sebagai pembuktian cinta terhadap Allah, Islam dan keluarga.

Pembangunannya dilakukan pada tahun 2011-2016. Adapun peresmiannya dilakukan pada Senin, 16 Mei 2016 oleh Prof. Dr. Nasaruddin Umar yang merupakan Imam Besar Masjid Istiqlal

Asal Usul Ramlie Musofa

Kalau biasanya sebuah masjid dinamai dengan nama yang berbahasa arab, maka tidak dengan masjid unik ini. Masjid ini dinamai dengan nama Ramlie Musofa. Lalu apa itu Ramlie Musofa?

Nama Ramlie Musofa adalah singkatan dari inisial keluarga sang pemilik, yaitu

Ramli Rasidin : Ram
Lie Njok Kim : Lie (istri)
Muhammad : Mu (anak pertama)
Sofia : So (anak kedua)
Fabian : Fa (anak ketiga)

Unik ya?

Arsitektur 3 Budaya

Taj Mahal memang menjadi inspirasi dari konsep desain masjid Ramlie Musofa. Namun sesungguhnya, arsitekturnya yang unik serta keindahan ornamen pada masjid merupakan kombinasi tiga budaya yaitu India, Arab dan Cina. 

Budaya India tercermin dari desainnya yang mirip Taj Mahal. Adapun inspirasi budaya China terlihat dari banyaknya ornamen masjid yang berbahasa mandarin.

Sedangkan Inspirasi budaya Arab didapatkan oleh Haji Ramli dan keluarganya saat melakukan umrah dan berjalan- jalan ke Masjid Nabawi di Madinah. Beberapa detail dari masjid di sana mereka potret, lalu ditunjukkan kepada arsitek Julius Danu yang non-Muslim, untuk kemudian diterapkan dalam desain masjid.

Menarik sekali kan?

Hiasan Al Qur’an 3 Bahasa

Selain arsitektur yang menyerupai Taj Mahal, Masjid Ramlie Musofa mempunyai keunikan lain yaitu adanya kaligrafi surat Al Quran di dinding-dindingnya. Uniknya, surat tersebut dipahat dalam tiga bahasa, yaitu Bahasa Arab, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Mandarin. 

Aksara Cina dihadirkan untuk menandakan bahwa masjid tersebut didirikan oleh keturunan Tionghoa. Keberadaan Al Quran yang diterjemahkan ke berbahasa Mandarin juga ditujukan memudahkan turis asal Cina yang ingin memahami Islam.  

Di hadapan masjid, bagian luar dekat pangkal tangga, ada guratan potongan ayat Surah al- Qari’ah dengan terjemahannya dalam bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin. Sedangkan di sisi kanan dan kiri tangga utama, tergurat surah Al-Fatihah, juga dalam tiga bahasa: Arab, terjemahan bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin. 

Ada makna tersendiri dari penempatan kedua surat tersebut. Surah Al-Qari’ah untuk mengingatkan bahwa akhirat itu benar adanya. Manusia diperintah untuk berbuat baik selagi ada waktu di dunia.

Sedangkan surah Al-Fatihah bermakna sebagai pengingat pada doa mohon petunjuk jalan yang lurus, ihdina ash- shiraat al-mustaqim (Ya Allah, tunjukilah kami jalan yang lurus). 

Fasilitas

Suasana di dalam masjid, tempat ibadah yang nyaman. Kredit Foto: Ari Nugroho

Sebagai tempat ibadah dan juga tujuan wisata religi, masjid ini telah memiliki sejumlah fasilitas memadai, terutama yang ditujukan sebagai penunjang kegiatan ibadah seperti ruang salat, tempat wudhu, toilet, tangga, dan lift.

Ruang utama untuk shalat terletak di lantai dua. Untuk mencapainya, ada tangga utama di bagian depan masjid. Bagi lansia, ibu hamil, dan penyandang disabilitas bisa menggunakan lift. Kadang di waktu hujan tangga menjadi basah, sehingga dikhawatirkan terpeleset bila ada ibu-ibu hamil yang akan memasuki masjid. 

Selain 2 lift, pengelola masjid juga menyediakan toilet khusus bagi penyandang disabilitas baik laki-laki maupun perempuan. Fasilitas tempat wudhu yang begitu nyaman terletak tak jauh dari pintu masuk masjid.

Menariknya, dinding tempat wudlu dihiasi dengan gambar langkah-langkah berwudhu yang benar mulai dari niat, doa sebelum berwudhu, tata cara hingga doa setelah wudhu. Uniknya, langkah-langkah berwudhu ini selain berbahasa Indonesia, juga tertulis dengan huruf Mandarin dan Arab. 

Di bagian depan di lantai 2 masjid, terdapat bedug berukuran cukup besar yang dipukul setiap sebelum adzan.

Nyaman kan?

Bagaimana Anda tertarik beribadah dan berwisata ke masjid unik dan indah ini?